Makloon

Jumat, 30 September 2016

nasib rokok indonesia

mungkin masih sedikit  yang tahu kalau rokok kretek itu adanya hanya di indonesia dan memang hanya orang indonesia yang sangat menyukai rokok kretek. eit... itu dahulu. setelah bentoel dan sampoerna mencoba melebarkan sayap ke amerika selatan dan eropa timur. rokok kretek perlahan menggeser kebiasaan masyarakat didaerah tersebut untuk merokok cerutu dan beralih mengkonsumsi rokok kretek made in indonesia. di asia tenggara dan asia timur juga demikian dan dibantu dengan promosi para TKI di negara negara tersebut. 





rokok kretek adalah rokok yang terbuat dari daun tembakau, cengkeh, kemenyan, gambir, kulit pala, biji kapulaga. semuanya dirajang halus dan dicampur merata sesuai takaran dan kemudian dilinting. itu yang disebut dengan rokok kretek. saat ini masih banyak rokok kretek yang beredar di masyarakat yang masih menggunakan racikan lama seperti rokok tapal kuda, minak jinggo, taman sriwedari, gudang garam merah, jambu bol, 76 dan beberapa merk rokok kretek yang kurang terkenal di masyarakat. rokok rokok tersebut jika dihisap hanya 3 batang sehari, akan bikin sehat badan. 


namun kenyataannya konsumsi rokok kretek bisa lebih dari 3 batang setiap hari. apapun yang berlebihan akan membuat tidak baik untuk kehidupan termasuk dipandang dari sisi kesehatan. dahulu para kakek buyut kita merokok kretek setelah seharian bekerja dan sambil menikmati malam hari yang sejuk dan damai. jika kondisi badan tidak baik, rokok kretek akan dihisap setiap pagi sebatang, siang sebatang dan malam sebatang. setelah 5 hari menghisap badan menjadi lebih enak dan mulai pulih kesehatannya. kalau dilihat komposisinya mirip mirip dengan tolak angin cair atau antangin cair. cuma ini versi hisap. seperti dokter akan memilih obat ditelan atau disuntik atau di hirup. 





lalu karena kapitalis masuk dan menggunakan propaganda bahwa rokok berbahaya untuk kesehatan, membuat banyak perusahaan rokok yang gulung tikar karena menurunnya omset produksi. kemudian dimunculkannya cukai atas setiap batang rokok yang dijual dengan asumsi akan meningkatkan pendapatan negara. namun disinilah terlihat, kenapa rokok mild, rokok halus alias rokok putih pajaknya hanya separuh rokok kretek. itulah tangan kapitalis masuk kedalam birokrasi. rokok kretek yang sesungguhnya asli budaya indonesia dibebankan pajak 2 kali lebih besar dan pembuatan rokok kretek menyerap banyak tenaga kerja yang otomatis akan mengurangi angka pengangguran. 


mari kita bedakan rokok kretek dan rokok putih ; 

1, tembakau untuk rokok kretek harus difermentasi selama minimal 4 tahun agar kadar zat berbahaya hilang ( nikotin itu vitamin B3 jadi bukan zat berbahaya, tar itu getah ). sedangkan rokok halus terbuat dari tembakau baru panen yang kemudian direndam dalam larutan kimia selama 72 jam dan dikeringkan menggunakan mesin setelah itu bisa langsung dibuat rokok. 






2. rasa enak pada setiap hisapan rokok kretek ditentukan oleh kualitas bahan baku yang digunakan, misalkan cengkehnya jelek maka rasanya tidak hangat di paru paru. sedangkan rokok putih menggunakan perasa buatan ( saus / seperti perasa makanan minuman ) yang bikin rokok enak dihisap seperti rokok rasa kopi. 



3. untuk membuat 1000 batang rokok kretek per hari dibutuhkan 2 orang terlatih yang bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore. sedangkan untk rokok mild hanya butuh waktu 20 menit saja karena full mesin. sehingga biaya produksinya jauh lebih murah. 


4. dibanyak negara rokok ganja mulai dilegalkan karena efek merusaknya dari menghisap 4 batang rokok ganja setara asap dari lalu lintas paling macet yang tidak sengaja dihisap setiap hari. namun kenapa di indonesia sebaliknya rokok yang jelas jelas berisikan rempah rempah yang bermanfaat bagi kesehatan malahan dipesulit perkembangannya. 





5. bagi penikmat rokok kretek pasti tahu mana rokok yang enak. sedangkan para penikmat rokok putih hanya melihat dari harga, isi per bungkus dan gengsi semata. karena rokok mild itu seperti ayam boiler yang dibuat masal tanpa melihat efek ke masa depan. 



bagi yang anti rokok sudah sewajarnya mendukung pelarangan rokok dan pengetatan penggunaan rokok di area publik. tapi minimal kita tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi didalamnya. sehingga kita tidak hanya menjadi orang dungu yang berbicara pokoknya ini... pokoknya itu... memang rokok itu tidak seberapa efeknya ke ekonomi. namun jika kita sudah dibuat seperti benih padi hibrida, ayam boiler, gadget, telekomunikasi. apakah kita bisa melawan saat ini ? 





jika berjuang membatasi rokok. batasilah yang paling mudharat. rokok putih alias rokok mild alias rokok halus alias rokok angin. jika tidak bisa membatasi pembuatannya, maka batasi dengan harga yang minimal 3 kali lipat rokok kretek. jika rokok kretek dijual Rp 50 ribu, maka rokok angin dijual Rp 150 ribu. dari situ kita bisa melihat bagaimana tanduk tanduk iblis akan terlihat karena misi mereka terhalangi. jangan bodoh karena fanatik buta. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar